.:: Selamat Datang! Wilujeng sumping! Welkom! Welcome! Bienvenue! ようこそ! Willkommen! добро пожаловать! !أهلا وسهلا ::.

Selamat Datang~!

Selamat datang di blog Barleymintea. Blog ini dipelihara oleh Barley sebagai pengisi artikel komputer, teknologi, dan berbagai macam hal iseng lainnya serta Mint sebagai pengisi artikel tentang seni, musik, budaya, dan berbagai hal iseng lainnya juga.

Saran dan kritik dapat Anda layangkan ke: karabiner98kurz@gmail.com

Selamat meramban, selamat membaca. Semoga bermanfaat, dan semoga betah ... hehehe.

Salam~!

Kamis, 13 Januari 2011

Kenapa Ya, Orang Indonesia Doyan Nginggris?

Kasihan ya bahasa kita itu. Makin hari makin kacau aja kosa katanya, penggunaannya, dan aneh ragam-ragamnya. Betapa bahasa Indonesia itu sudah kena gejala alay lah, prokem lah, dan yang paling parah: nginggris!

Ayo dong, kita 'kan masyarakat Indonesia yang jelas-jelas menggunakan bahasa Indonesia? Bukankah kita menyutujui yang namanya sumpah-pemuda? Coba, di sumpah pemuda kan ada pasal yang jelas-jelas menyatakan sumpah setia kita kepada bahasa Indonesia sebagai bahasa yang dijunjung tinggi keberadaannya dan penggunaannya: "Kami, putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia." Lantas, masa sih, kita masih harus bergantung dan sok-sok modis dengan menggunakan berbagai istilah asing yang belum tentu pula makna istilah tersebut betul-betul kita pahami.

Contohnya, ada beberapa teman di lembaga kemahasiswaan kampus yang demen banget melontarkan istilah: legitimasi. Kata ini sangat populer sampai-sampai para anggota dewan mahasiswa semuanya senang mengucapkan legitimasi dan melupakan pengesahan atau kesahan, arti sebenarnya dalam bahasa Indonesia yang lebih mudah dipahami. Mint nggak ngerti, apakah orang ini memang tidak tahu arti bahasa Indonesianya, atau memang miskin diksinya, atau memang cuma mau sok keren aja dengan mengucapkan berbagai istilah?

Mint ngomong begini, bukan berarti Mint benci dengan bahasa Inggris, nggak suka dengan bahasa alay atau bahasa gaul. Segala macam fenomena seperti itu adalah hasil karya manusia yang menggunakan bahasa Indonesia, yaitu bangsa Indonesia. Segala macam fenomena bahasa itu juga menarik untuk diteliti dan menjadi semacam keunikan tersendiri bagi bahasa kita. Jadi, Mint justru senang, bahasa Indonesia itu punya ragam yang banyak dan bervariasi. Toh, Mint juga nggak pantas kalau harus menyebut bahwa Mint benci bahasa gaul, padahal Mint hampir tiap hari menggunakan bahasa Indonesia ragam gaul atau nonformal.

Yang jadi masalah adalah penggunaan bahasa gaul atau bahasa nonformal yang nggak pada tempatnya. Dan masalah yang lebih besar lagi adalah kosa kata dan tata bahasa Indonesia yang semena-mena digunakan oleh pemiliknya sendiri. Misalnya, berkomunikasi dengan bahasa tulis yang luar biasa rumitnya untuk dibaca (contohnya penulisan sms atau pesan di Facebook dengan bahasa alay) atau menulis suatu istilah asing dengan ejaan yang salah akibat sifat sok tahu.

Mint tegasin ya, kebanyakan orang Indonesia itu punya sifat sok tahu yang tinggi. Banyak orang yang membuat suatu klaim atau mengajarkan sesuatu dengan sifat sok tahu padahal belum tentu apa yang dikatakan atau diajarkannya itu benar. Mint pun dulu seperti itu, banyak bicara, banyak bicara, padahal belum tentu benarnya.

Akan tetapi, kemudian Mint mendapat sebuah ajaran yang pernah dosen Mint katakan dan selalu Mint ingat baik-baik agar menghindarkan Mint dari salah bicara: "Makin banyak orang ngomong, makin keliatan bo'ongnya." Pengertian kalimat itu lebih kurang: Semakin orang banyak bicara, semakin besar kemungkinannya memperlihatkan kebohongan atau ketidaktahuan. Nah lho, kok jadi ngomongin masalah sok tahu? Maaf ya ... ^_^!

Dengan segenap hormat untuk pembaca yang budiman,

Mint

Tidak ada komentar:

Posting Komentar