.:: Selamat Datang! Wilujeng sumping! Welkom! Welcome! Bienvenue! ようこそ! Willkommen! добро пожаловать! !أهلا وسهلا ::.

Selamat Datang~!

Selamat datang di blog Barleymintea. Blog ini dipelihara oleh Barley sebagai pengisi artikel komputer, teknologi, dan berbagai macam hal iseng lainnya serta Mint sebagai pengisi artikel tentang seni, musik, budaya, dan berbagai hal iseng lainnya juga.

Saran dan kritik dapat Anda layangkan ke: karabiner98kurz@gmail.com

Selamat meramban, selamat membaca. Semoga bermanfaat, dan semoga betah ... hehehe.

Salam~!

Jumat, 30 Desember 2011

Apa itu Hikikomori? Definisi, Pengertian, dan Sedikit Cerita

Tulisan ini sebenarnya sudah pernah diposting oleh Barley di blog yang lain. Tetapi berhubung blog yang itu sudah entah ke mana, jadi Barley posting ulang di sini. Hampir nggak ada bagian tulisan yang dihapus. Yang ada hanya penambahan beberapa ilustrasi supaya nggak terlalu "tekstual" alias didominasi teks doang, he he he ....

Tiga hari yang lalu, setelah mendapat referensi tentang situs web untuk menonton anime secara online, saya teringat untuk mencari sebuah anime yang sudah lama pernah masuk dalam watchlist saya. Dan akhirnya setelah ketemu, kepikiran juga untuk membuat artikel ini. Mudah-mudahan bermanfaat.

Object Review

Adalah sebuah anime yang berjudul N.H.K. ni Youkosho! Anime ini sebenarnya berasal dari sebuah novel yang berjudul sama, ditulis oleh Tatsuhiko Takimoto dengan ilustrasi samnpulnya oleh Yoshitoshi Abe dan diterbitkan oleh Kadokawa Shoten di Jepang sejak 28 Januari 2002. Novel berbahasa Inggrisnya sendiri diterbitkan Tokyopop pada 9 Oktober 2007.

N.H.K ni Youkoso diadaptasi ke dalam serial manga oleh Takimoto sendiri dan dengan gambar yang dikerjakan oleh Kenji Oiwa. Manga ini diterbitkan secara seri sejak Juni 2004 sampai Juni 2007 dalam salah satu tankoubon milik Kadokawa juga, Shonen Ace. Empat puluh bab dalam serial manganya itu dibundel menjadi empat volume dan dirilis Jepang dan luar Jepang. Manga edisi bahasa Inggrisnya diterbitkan oleh Tokyopop juga dan volume pertamanya dirilis Oktober 2006. Cerita ini akhirnya diadapatasi lagi, kali ini ke dalam bentuk anime sepanjang empat puluh episode oleh Gono dan disiarkan pada Juli sampai Desember 2006.

Ceritanya berkisar pada seorang remaja dua puluh tahunan yang hidup secara hikkikomori dan kemudian didatangi oleh seorang gadis yang sepertiya sangat kenal dengannya meskipun dia sendiri bingung kapan pernah bertemu dengan gadis itu.

Di Jepang, N.H.K adalah nama sebuah perusahaan siaran yang jika dipanjangkan menjadi Nippon Hosho Kyoukai ‘Badan Siaran Jepang’. Akan tetapi, si tokoh utama dalam cerita ini percaya bahwa N.H.K. sebenarnya singkatan untuk Nippon Hikkikomori Kyoukai ‘Badan Hikkikomori Jepang’. Si tokoh utama mengklaim bahwa nama itu diberikan karena ia percaya bahwa NHK (dalam arti sebenarnya, badan siaran itu), melakukan semacam konspirasi untuk menciptakan kehidupan hikkikomori. Meskipun pada dasarnya banyak menceritakan mengenai kehidupan hikkikomori, cerita ini juga mengangkat beberapa tema subkultur yang sedang berjembang di jepang seperti otaku, lolicon, dan internet suicide.


N.H.K ni Youkoso menceritakan tentang kehidupan beberapa anak pemuda dewasa yang tinggal di sekitar Tokyo. Banyak model gaya hidup yang ditampilkan dalam cerita ini meskipun fokus paling besar adalah pada konsep kehidupan/gaya hidup hikkikomori. Tokoh utama cerita ini, Tatsuhiro Satou adalah seorang mahasiswa drop-out yang sudah empat tahun menganggur tanpa pekerjaan. Ia menjalani hidup tertutup sebagai seorang yang hikkikomori, dan membuat simpulan bahwa ini semua terjadi akibat semacam konspirasi.

What is Hikkikomori?
Oke, cukup dulu ngomongin tentang anime N.H.K.-nya. Lebih jauhnya, nanti deh, di Korbanotaku, supaya lebih fokus dan terbagi dengan baik. Di sini, ‘kan saya bukan ingin menceritakan tentang animenya (meskipun hampir saja menjadi seperti itu ^_^). Di sini saya ingin lebih fokus bercerita sedikit tentang apa itu hikkikomori dan bagaimana hikkikomori di Jepang itu.
Lagi-lagi definisi dari Wikipedia, dikatakan bahwa hikkikomori , secara harfiah bermakna ‘menarik diri, dibatasi’, atau ‘penarikan diri secara sosial secara akut’. Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan sebuah fenomena yang terjadi pada roang-orang yang sukar bersiosialisasi, yang akhirnya memilih untuk menarik diri dari kehidupan sosial, dan seringkali melakukan isolasi dan penutupan diri dalam tahap yang ekstrem, dikarenakan berbagai macam penyebab/faktor secara personal maupun sosial dalam kehidupan mereka. Istilah hikkikomori ini merujuk pada sebuah fenomena sosiologis dan merujuk juga pada suatu kelompok sosial tertentu. Dalam terminologi dunia barat, kelompok orang seperti ini biasanya memiliki kelainan psikologis individual seperti fobia sosial atau kecanggungan/kesulitan bersosialisasi. Hal ini juga bisa jadi diakibatkan karena agorafobia, kelainan kepribadian-menghindar, atau sifat malu yang sangat ekstrem.

Pemerintah Jepang sendiri, melalui Kementrian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan-nya mendeskripsikan hikkikomori sebagai orang-orang yang tidak mau meninggalkan rumahnya dan mengisolasi diri mereka sendiri dari masyarakat dalam periode lebih dari enam bulan.

Memang harus diakui bahwa kehidupan dan dunia luar itu memberi banyak sekali tekanan, dan semua orang merasakan hal itu. Ada yang tenang-tenang dan santai saja menghadapinya, ada juga yang kadang sampai depresi. Akan tetapi, menghadapi itu semua, seorang hikkikomori akan menarik diri secara utuh dari kehidupan sosial. Pada beberapa kasus, mereka justru mengunci diri mereka sendiri di dalam kamar dalam waktu yang lama, bahkan ada beberapa yang terhitung sampai tahunan.

Oleh karena hikkikomori menarik diri dari pergaulan sosial, tentunya mereka tidak punya banyak teman, itupun kalau punya; karena kebanyakan dari mereka menghilangkan kontak bahkan dengan sahabat-sahabat sekalipun. Dan oleh karena hikkikomori mengunci diri mereka sendiri di rumah, mereka tentunya hanya melakukan aktivitas rumahan, akan tetapi ada juga yang mau pergi keluar untuk melakukan aktifitas luar rumah. Meskipun demikian, hal itu sangat jarang, dan kalaupun dilakukan, mereka akan melakukannya sendiri tanpa mau ditemani siapapun.

Penarikan diri dari pergaulan yang dilakukan para hikkikomori berlangsung bertahap. Gejala yang bisa diperhatikan pada orang-orang seperti itu antara lain penampilan yang selalu murung, kehilangan (menghilangkan) teman satu per satu, merasa tidak percaya diri, malu, dan bicara sangat sedikit.

Menurut Tamaki Saito, seorang psikolog yang pertama kali mencetuskan istilah tersebut, ada sekitar satu juta orang hikkikomori di Jepang sendiri. Dan ini mencakup 20% dari total seluruh pria dewasa di Jepang atau sekitar 1% dari populasi total penduduk Jepang. Meskipun demikian, Saito mengakui bahwa angka-angka tersebut adalah karangannya sendiri dalam rangka membangkitkan perhatian masyarakat pada hikkikomori dan mengajak mereka untuk mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.  Ia mengambil angkat itu dari statistik orang Jepang yang mengidap skizofrenia. Akan tetapi, penelitian klinisnya membuatnya yakin bahwa orang hikkikomori ada sebanyak itu juga.

Epilogue
Nah, sekarang, sedikit cerita dari Indonesia sendiri. Dari penulis sendiri.
Beberapa bulan yang lalu, penulis baru sadar, bahwa salah seorang teman penulis di kampus, di jurusan, di angkatan, dan di kelas yang sama ada yang mengidap gejala hikkikomori. Awalnya penulis sendiri tidak yakin, tetapi setelah membaca dan menganalisis gejala yang timbul pada dirinya, penulis yakin bahwa dia mengidap hikkikomori juga. Yang tidak penulis pahami, bisa-bisanya tren kehidupan yang menjamur di Jepang itu tiba-tiba muncul pada seorang teman dekat penulis yang sama sekali tidak tahu banyak tentang Jepang, apalagi anime, dan segala gaya hidup Jepang modern seperti hikkikomori sendiri.

Dari sini, penulis bersimpulan bahwa ternyata manusia itu, di manapun, bagaimanapun, jika menghadapi gejala/situasi yang sama dan mendapat motif yang sama, akan menunjukkan hal yang sama. Ada suatu pola blok memori naluriah yang sama dalam setiap kepala dan mental manusia sehingga hal itu bisa terjadi, mungkin.

Nah, kembali ke teman penulis, bulan kemarin, akhirnya orang tersebut bisa kami tarik secara paksa agar kembali ke dunia nyata. Ke dunia luar. Ke dunia sosial. Kami paksa dia bersosialisasi. Akan tetapi, mungkin cara kami yang terlalu ekstrem sehingga pada saat penarikan itu, ia langsung berontak. Dan pemberontakan ini berlangsung selama seminggu penuh tanpa henti. Dan akhirnya, kami sendiri yang kerepotan untuk mengatasi pemberontakan ini. Nyaris satu minggu penuh teman-teman penulis berusaha menenangkan kejiwaannya yang memberontak (secara denotatif).

Simpulan yang penulis dapat, hikkikomori bukan gejala yang hanya terjadi di Jepang. Mungkin, pada saat ini, ada teman-teman pembaca yang juga sedang menjalani kehidupan seperti itu. Atau ada yang baru akan memulai kehidupan seperti itu. Bisa jadi, orang itu sendiri tidak tahu tentang pola hidup yang sedang atau akan terjadi pada mereka. Dan jika pembaca sekalian menemukan orang seperti itu, ajak mereka untuk kembali keluar,  menjadi bagian masyarakat yang aktif dan mau bersosialisasi. Tetapi ingat, cara penarikan itu tidak bisa dilakukan secara paksa dan spontan melainkan harus perlahan, bertahap, dan penuh kesabaran. Penarikan kembali ini pada dasarnya adalah semacam terapi untuk mengembalikan sosialitas para penderita hikkikomori. Apabila Anda tidak sanggup, dianjurkan untuk meminta bantuan psikolog atau teman lain yang mengerti psikologi untuk orang-orang seperti itu.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar