.:: Selamat Datang! Wilujeng sumping! Welkom! Welcome! Bienvenue! ようこそ! Willkommen! добро пожаловать! !أهلا وسهلا ::.

Selamat Datang~!

Selamat datang di blog Barleymintea. Blog ini dipelihara oleh Barley sebagai pengisi artikel komputer, teknologi, dan berbagai macam hal iseng lainnya serta Mint sebagai pengisi artikel tentang seni, musik, budaya, dan berbagai hal iseng lainnya juga.

Saran dan kritik dapat Anda layangkan ke: karabiner98kurz@gmail.com

Selamat meramban, selamat membaca. Semoga bermanfaat, dan semoga betah ... hehehe.

Salam~!

Minggu, 01 Januari 2012

Seperti Apa Tradisi Tahun Baru di Jepang?

Masih dalam suasana tahun baru ... Barley dan Mint juga sudah menyiapkan beberapa hasil riset sana-sini berbagai topik tentang tahun baru. Nah, kali ini Barley dan Mint mau membagi informasi tentang tahun baru di Jepang. Seperti apakah? Simak yuk!

Shougatsu 'tte nani?

Di Jepang, acara tahun baru disebut sebagai 正月 (shougatsu). Apa yang berbeda dengan acara tahun baru Jepang daripada negara lain? Oh, banyak sekali!

Shougatsu sendiri terdiri dari tiga hari, yaitu tanggal 1, 2, dan 3 Januari sehingga lengkapnya disebut sebagai shougatsu sanganichi.Selama periode tiga hari itulah bank, instansi pemerintahan, dan hampir semua perusahaan tutup/diliburkan.

Tanggal satu januari disebut ganjitsu dan menjadi hari paling penting di awal tahun. Banyak ritual yang diselenggarakan pada hari itu. Di pagi hari, para anggota keluarga (kecuali yang masih di bawah umur) meminum otoso bersama-sama. Otoso adalah sake yang diberi ramuan rempah-rempah khusus dan disajikan dalam cangkir serta ceret. Orang Jepang percaya bahwa otoso dapat mengusir pengaruh roh jahat dan mempertahankan kesehatan--menurut penelitian, rempah-rempah yang terkandung dalam otoso dinilai baik untuk pencernaan dan efektif untuk menjaga kesehatan perut sebelum menghadapi sajian-sajian kuliner khas tahun baru yang lumayan "berat".

Acara tahun baru Jepang telah diselebrasikan sejak 1873 mulai setiap tanggal 1 Januari, tanggal yang sama dengan tahun baru di kalender Gregorian. Akan tetapi, pada masa sebelum zaman Meiji, penanggalan tahun baru mengikut kalender Cina, seperti halnya tahun baru Cina, Korea, dan Vietnam. Akan tetapi, pada tahun 1873, lima tahun setelah Restorasi Meiji, Jepang mengadopsi kalender Gregorian sehingga 1 Januari menjadi hari tahun baru yang resmi secara administratif dan tradisi.

Kuliner
Di hari tahun baru, masyarakat Jepang membuat dan memakan berbagai macam makanan khas tahun baru yang disebut 御節料理 (osechi ryouri). Makanan ini terdiri dari konbu (rumput laut direbus), kamaboku, kurikinton, kinpira gobo, dan kuromame. Makanan ini pada umumnya manis, asam, atau dikeringkan sehingga dapat disimpan lama tanpa harus dibekukan. Ini karena pada masa lalu, belum ada kulkas sementara toko-toko tutup karena libur.


Ada banyak variasi osechi dan ada pula makanan yang dimakan di satu daerah tidak dimakan di daerah lain (atau dianggap tidak membawa keberuntungan atau bahkan dilarang) di hari tahun baru.

Makanan populer lainnya adalah ozouni (お雑煮), yaitu sejenis sup dengan kue mochi dan bahan lainnya. Kini, sashimi dan sushi juga menjadi makanan favorit tahun baru.

Tradisi membunyikan bel
Pada tengah malam di tanggal 31 Desember, kuil-kuil Buddha di Jepang membunyikan lonceng mereka sebanyak 108 kali. Jumlah 108 itu adalah lambang 108 dosa manusia dalam ajaran Buddha. Pembunyian lonceng itu sendiri adalah untuk mengusir 108 dosa dan nafsu duniawi. Oleh karena itu pula, masyarakat Jepang percaya, dengan membunyikan lonceng, dosa-dosa mereka di tahun sebelumnya dihapuskan. Setelah selesai membunyikan lonceng, biasanya mereka berkumpul dan menyantap mi soba.

Kertas ramalan keberuntungan
Pada hari-hari tahun baru kuil-kuil sibuk dan ramai dikunjungi. Pengelola kuil juga biasanya mendirikan beberapa stand yang menjual berbagai macam jimat atau kertas ramalan keberuntungan.

Kartu Ucapan Tahun Baru
Akhir bulan Desember dan awal bulan Januari adalah hari-hari tersibuk bagi layanan pos Jepang. Masyarakat Jepang memiliki tradisi mengirimkan kartu ucapan selamat tahun baru (年賀状 nengajou) kepada kenalan, kerabat, dan keluarga. Tradisi ini mirip dengan tradisi berkirim kartu ucapan natal di Barat.


Aslinya, tujuan pengiriman kartu ucapan ini agar seseorang dapat mengucapkan selamat kepada rekan atau kerabat yang berada jauh dari tempat tinggalnya. Dengan kata lain, tradisi ini ada karena orang-orang sering tidak dapat mengucapkan selamat tahun baru langsung kepada yang dituju.

Orang-orang mengatur waktu agar kartu mereka sampai pada 1 Januari. Sementara itu, kantor pos sendiri menjamin bahwa kartu tersebut terkirim pada 1 Januari jika masyarakat menyerahkannya ke kantor pos pada batas waktu tertentu--biasanya pertengahan Desember sampai beberapa hari sebelum pergantian tahun. Agar kartu-kartu pos tersebut sampai tepat waktu, kantor pos biasanya merekrut tenaga pelajar atau siapapun yang berminat untuk kerja sambilan.

Oh ya, juga menjadi tradisi bahwa seseorang tidak patut mengirimkan kartu ucapan tahun baru kepada seseorang yang anggota keluarganya ada yang meninggal pada tahun tersebut. Jika demikian, seorang anggota keluarga mengirim kartu pos sederhana yang disebut 喪中葉書 (mochuu hagaki) untuk menginformasikan kerabat dan rekan mereka untuk tidak mengirimkan kartu ucapan tahun baru, sebagai penghormatan kepada yang meninggal.

Orang-orang bisa memperoleh dari berbagai tempat. Toko-toko alat tulis biasa menjual kartu yang dicetak. Umumnya, kartu-kartu pracetak seperti itu memiliki gambar atau shio (seperti tradisi Cina) sesuai tahun yang bersangkutan. Selain itu, ada pula yang hanya berupa kalimat ucapan, ada pula yang berisi gambar dan ucapan. Selain gambar shio, kadang ada pula kartu bergambar karakter kartun seperti Snoopy, Mickey Mouse, dan sebagainya.

Selain kartu pracetak, tersedia kartu kosong. Dengan kartu ini, orang-orang bisa membuat desain dan menuliskan kalimat sendiri. Penulisan kalimat ucapan sendiri ada yang menggunakan stempel khusus ucapan--tersedia di departement store--atau ditulis manual dengan tangan dan kuas.

Ucapan Selamat Tahun Baru
Bagaimana orang Jepang mengucapkan selamat tahun baru? Baik di kartu ucapan maupun secara lisan, lebih kurang seperti ini.
  • kotoshi mo yoroshiku onegaishimasu (今年 も よろしく おねがいします)
  • shinnen akemashite omedetou gozaimasu ((新年)あけましておめでとうございます)
  • kinga shinnen (謹賀 新年)
  • shoshun atau hatsuharu (初春)

Otoshidama alias Angpao
Oleh karena banyak kebudayaan Jepang berakar dari kebudayaan Cina, maka seperti halnya tradisi orang Cina di tahun baru (imlek), orang Jepang pun memiliki tradisi memberi uang saku kepada anak-anak. Tradisi ini dikenal sebagai お年玉 otoshidama. Tradisi ini dimulai pada zaman Muromachi, ketika

Pochibukuro
Berbagai model pochibukuro yang dijual di toko
Uang saku dibagikan dalam amplop berdekorasi (biasanya dengan gambar) yang disebut pochibukuro. Berapa jumlah uang yang didapat? Yaa bergantung umur si anak. Tapi biasanya ada juga orang tua yang memberikan jatah uang yang sama ke anak-anaknya supaya tidak ada keirian.

Hanetsuki 'tte nan desu ka?
Apa itu hanetsuki?
Bermain hanetsuki

Hanetsuki adalah permainan tradisional Jepang, mirip dengan badminton, dan sangat mirip dengan badminton-tok-tak (olahraga tradisional Jawa Barat). Perbedaannya, hanetsuki tidak menggunakan net dan menggunakan pemukul . Kok yang digunakan berwarna cerah dan kontras, berbeda dari kok badminton standar yang berwarna putih. Kok ini dibuat dari biji buah mukuroji. Permainan ini biasanya dimainkan kaum cewek di tahun baru.

Hagoita
Stand penjual hagoita

Cara mainnya ada dua. Bermain sendiri, yaitu si pemain berusaha menepak kok hingga melambung setinggi mungkin. Bermain berdua, berarti dua pemain saling berbalasan menepak kok. Siapa yang gagal menepak balik kok sehingga kok jatuh di tanah, dia kalah. Hukuman untuk yang kalah? Wajahnya dicoret dengan tinta.

Pemain hanetsuki
Apa hikmah tradisi ini? Hmm, orang Jepang percaya bahwa semakin lama koknya bisa dipertahankan terus ditepak (sehingga tidak menyentuh tanah), semakin lama si pemain terlindung dari nyamuk sepanjang tahun yang baru itu. Akan tetapi, kini hanetsuki sudah tidak sepopuler dulu--mungkin karena membeli obat antinyamuk jauh lebih praktis daripada bermain hanetsuki sepanjang hari, ha ha ha. Meskipun begitu pula, setiap menjelang tahun baru, masih banyak toko yang menjual perlengkapan hanetsuki.

Nah, sodara-sodara ... sampai sini dulu yah. Ternyata artikelnya jadi panjang banget. Akan Mint lanjutkan di  artikel selanjutnya. So, jangan lupa cek-cek lagi web kami yaa! Tonikaku, kotoshi mo yoroshiku onegaishimasu!

-- by Mint

Tidak ada komentar:

Posting Komentar